Sabtu, 27 November 2010

Prokariota

Prokariota adalah golongan makhluk hidup yang belum memiliki membran inti. Golongan ini terbagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria (monera).

A. Archaebacteria :
     Ciri :
     1. Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan.
     2. Lipid membrannya terdiri dari beberapa hidrokarbon bercabang.
     3. RNA polimerase terdiri dari beberapa jenis.
     4. Intron (bagian gen yang tidak digunakan untuk pengkodean) ada pada beberapa gen
     5. Hidup di tempat yang ekstrem.
     6. Reproduksi dengan pembelahan biner, pembelahan berganda, pembentukan tunas dan fragmentasi.
     Berdasarkan habitat dan metabolismenya, Archaebacteria terbagi menjadi :
     1. Metanogen
      
Kelompok ini memiliki cir khas yaitu membentuk gas metan sebagai hasil metabolismenya. Archaebacteria ini bersifat anaerobik. Biasanya hidup di tempat dengan kadar oksigen rendah. Bakteri metanogen dapat dijumpai pada rumen pemamah biak dan rayap sebagai simbion untuk mencerna selulosa.
  



2. Halofil ekstrem (Halofilik)
         Bakteri halofilik bersifat heterotrofik. Bakteri ini hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi, misalnya di Laut Mati. Bakteri halofilik mempunyai klorofil yang disebut bakteriorodopsin yang menghasilkan warna ungu. Contoh dari bakteri halofilik adalah Halobacterium.

3. Termoasidofilik
    Bakteri jenis ini hidup di lingkungan dengan suhu tinggi dan bersifat asam, misalnya di kawah vulkanis dan mata air bersulfur. Bakteri termoasidofilik hidup dengan mengoksidasi sulfur. Contoh termoasidofilik adalah Sulfolobus.







Peranan Archaebacteria :
1. Enzim Archaebacteria dapat digunakan untuk menambah kemampuan sabun cuci pada suhu dan pH yang tinggi.
2. Enzim Archaebacteria dapat digunakan dalam industri pangan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin.
3. Beberapa jenis Archaebacteria dapat digunakn untuk mengatasi pencemaran tumpahan minyak.

B. Eubacteria
Ciri - ciri :
1. Dinding sel terdiri dari mukopolisakarida dan peptidoglikan. Dari dinding sel ini dapat ditentukan bakteri gram positif dan gram negatif.
2. Bakteri dapat mensekresikan lendir yang terkumpul menjadi kapsul sebagai perlindungan.
3. Dapat bergerak menggunakan flagella.
4. Mempunyai bentuk beragam
5. Reproduksi dengan pembelahan biner, transformasi, konjugasi dan transduksi.
                                                      6. Apabila kondisi lingkungan buruk, akan membentuk endospora
Bentuk Bakteri :
1. Contoh bakteri kokus :
    Monococcus gonnorhoeae
2. Contoh bakteri diplokokus :
    Diplococcus pneumoniae
3. Contoh bakteri streptokokus :
    Streptococcus lactis, Streptococcus salivarus
4. Contoh bakteri stafilokokus :
    Staphylococcus aureus
5. Contoh bakteri basil :
    Escherichia coli, Salmonella typhi
6. Contoh bakteri diplobasil :
    Renibacterium salmoninarum
7. Contoh bakteri streptobasil :
    Azotobacter sp, Streptobacillus moniliformis.
Bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel :
A = Monotrik
B = Lofotrik
C = Amfitrik
D = Peritrik

Ada juga yang tidak berflagel, disebut atrik.







Peranan Bakteri :
1. Pembuatan keju menggunakan Lactobacillus casei, Streptococcus lactis, Streptococcus cremoni.
2. Penyubur tanah yaitu bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrobacter
3. Pembuatan Nata de Coco dengan Acetobacter.
4. Penyebab penyakit TBC, yaitu Mycobacterium tubercullosis
5. Penyebab tetanus, yaitu Clostridium tetani
6. Penyebab tifus, yaitu Salmonella typhi
7. Penybab gonorrheae, yaitu Neisseria gonorrhoeae.

C. Cyanobacteria
 Ciri :
1. Dinding sel terletak antara plasmalema dan selubung lendir
2. Mempunyai pigmen ficocyanin (hijau-biru)
3. Prokariotik

Bentuk :
1. Uniseluler
    Contohnya Chroococcus, Anacystis
2. Koloni
    Contohnya Gleocapsa, Nostoc, Microcystis
    Pada cyanobacteria yang berbentuk koloni bereproduksi dengan pembelahan sel.
3. Filamen
    Contohnya Oscillatoria, Microcoleus, Anabaena.
    Pada cyanobacteria yang berbentuk filamen bereproduksi dengan fragmentasi. Hasil dari fragmentasi ini disebut hormogonium. Cyanobacteria berbentuk filamen ini memiliki heterosista yaitu sel yang lebih tebal dan tidak berinti dan spora istirahat.

Pada keadaan yang kurang menguntungkan, cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif.

Beberapa cyanobacteria digunakan sebagai sumber pangan, contohnya Spirullina. Ada pula yang bersimbiosis dengan tanaman sehingga menambah kesuburan tanah, contohnya Anabaena azzolae.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar